Selasa, 25 Maret 2008

Renungan perbedaan

Bayangkan diri Anda sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan untuk menghilangkan kepenatan setelah seminggu beraktivitas. Pada hari itu Anda mengenakan baju putih dengan merk terkenal dengan padanan jelana jeans yang juga memiliki merk terkenal. Sudah tentu Anda akan bertemu dengan ratusan hingga ribuan orang di pusat perbelanjaan tersebut. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah Anda akan merasa risih, tidak nyaman apabila orang-orang tersebut menggunakan baju dengan warna berbeda dengan warna baju yang Anda kenakan? Jika ya, apa alasan Anda??? Apakah Anda akan memaksakan orang-orang lain tersebut menggunakan baju berwarna putih juga? Apakah Anda akan merasa lebih senang bila seluruh orang yang ada di pusat perbelanjaan tersebut menggunakan baju berwarna putih?

Pertanyaan yang sama juga diajukan terhadap Anda yang sangat fanatik terhadap merk kendaraan tertentu misalnya merk Honda, apakah Anda merasa risih apabila dalam perjalanan menuju suatu tujuan harus berbagi jalan dengan orang yang memiliki kendaraan dengan merk Toyota, Mitsubishi, Suzuki atau yang lainnya? Apakah Anda akan memaksakan orang lain untuk memiliki kendaraan yang sama dengan merk kendaraan Anda?
Pertanyaannya adalah, mengapa Anda merasa risih atau tidak nyaman melihat perbedaan tersebut? Apakah harga diri Anda akan terinjak-injak bila tetangga Anda memiliki mobil yang merknya tidak sama dengan merk mobil yang terparkir di garasi Anda?

Jika dari dua contoh tersebut diatas Anda menjawab satu atau kedua pertanyaan tersebut dengan jawaban YA, sudah saatnya Anda terbangun dari dunia mimpi kalian yang sudah terlalu dalam. Sadarkah Anda bahwa tubuh Anda, merupakan baju bagi jiwa/roh???? Mengapa Anda bisa mencintai/suka terhadap anak, istri, saudara, orang tua, kakek, nenek yang memiliki warna baju jiwa/roh yang berbeda dengan Anda??? Apabila jiwa/roh Anda tidak merasa risih terhadap perbedaan tersebut, mengapa Anda masih terus disibukkan dengan hal-hal tersebut?

Setiap orang yang hidup di dunia ini sejak dilahirkan memiliki hak untuk memilih, yang terkadang pilihan tersebut sangat sulit untuk dijalankan. Segala pilihan yang diambil oleh umat manusia memiliki konsekuensi masing-masing yang kadang terasa sangat berat. Anda bisa saja berlaku sebagai produsen kecap yang selalu mengaku nomor satu dan mengungkapkan kepada orang lain tentang alasan pilihan Anda, tetapi bukan berarti Anda bisa memaksakan orang lain untuk mengikuti pilihan Anda. Karena belum tentu pilihan yang Anda ambil itu merupalan pilihan yang terbaik.


Selamat merenung dengan hati dan pikiran yang jernih





Tidak ada komentar: